Malam minggu di sebuah kafe di Kota Bandung, ada yang membuat ketertarikan tersendiri didalamnya. Ratusan orang hadir, mulai dari yang muda sampai yang tua. Kami menikmati betul malam yang penuh canda tawa lepas karena acara itu. Ya, sebuah acara Stand Up Comedy. Riuh ramai penonton yang datang terhibur saat para komik-komik mengeluarkan jokes kocak yang membuat mereka lupa akan segala masalah yang menghampiri dan menjejali diri mereka sebelum datang ke kafe tersebut. Ya, lagi-lagi semua itu ulah dari Stand Up Comedy.
Stand Up Comedy adalah bentuk dari seni komedi atau melawak yang dipertunjukkan kepada penonton secara langsung dengan seorang komedian di atas panggung sebagai komunikatornya. Dalam sejarahnya, Stand Up Comedy sendiri telah ada si abad ke 18 di Eropa dan Amerika. Pelaku atau komedian ini biasa disebut dengan “stand up comic” atau “comic”. Para comic ini biasanya memberikan beragam cerita humor, lelucon pendek atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang sifatnya cenderung umum dengan sajian gerakan yang penuh ekspresi dan gaya bertutur yang seringkali cepat. Beberapa komik pun bahkan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan performa mereka di atas panggung. Stand Up Comedy biasanya dilakukan di kafe, bar, universitas dan teater.
Tidaklah mudah untuk menjadi komik atau pelaku Stand Up Comedy ini. Selain harus bisa melucu, tekanan mental pun hadir menyelimuti diri Anda yang ingin menjadi komik di atas panggung. Jika lelucon yang Anda berikan tidak dimengerti atau bahkan tidak dianggap lucu, para audiens yang menonton diri Anda diatas panggung tentu tidak akan tertawa dan –lebih parah lagi- bisa mencibir Anda yang sedang atau telah beraksi di atas panggung. Dan tentu, itu merupakan tantangan terbesar bagi seorang comic.
Dalam Stand Up Comedy, comic harus memiliki konsep atau materi sebagai bahan untuk lawakannya. Dan bukan hal yang tidak mungkin jika ada lawakan yang berbentuk rasis, jorok serta vulgar hadir di Stand Up Comedy ini. Mereka biasanya membuat skrip untuk itu dan catatan-catatan kecil agar memudahkan mereka dalam berkomedi. Di luar negeri ada banyak comic terkenal, contohnya adalah Jerry Seinfield, Eddie Izzard, Akmal Saleh, Daniel Tosh dll. Anda mungkin juga tahu aktor-aktor Hollywood terkenal seperti Woody Allen, Rowan Atkinson, Chris Rock, Will Ferrel dan Jim Carrey yang ternyata pernah bergelut di bidang ini. Rata-rata dari mereka, para bintang Hollywood itu mengawali karir dan jatuh bangun dulu di dunia Stand Up Comedy sebelum akhirnya terkenal seperti sekarang ini.
Di Indonesia sendiri, Stand Up Comedy juga sebenarnya telah ada dari zaman dulu kala. Nama-nama terkenal seperti (alm.) Taufik Savalas, Butet Kertaradjasa dan Ramon P. Tommybens telah lama berkiprah dalam Stand Up Comedy di Indonesia. Era belakangan ini, muncul nama-nama seperti Iwel, Pandji Pragiwaksono, Sammy D. Putra dan Raditya Dika. Namun mungkin di Negara ini masyarakat cenderung lebih suka akan “physical comedy” ketimbang Stand Up Comedy ini. Walaupun dulu popularitasnya berkurang, kini Stand Up Comedy telah melambungkan namanya kembali di muka publik. Ketika dulu sempat timbul-tenggelam karena pertunjukannya yang kurang di ekspos, sekarang Stand Up Comedy telah sedikit demi sedikit memperlihatkan daya tariknya lagi. Terbukti, beberapa waktu yang lalu, Stand Up Comedy muncul kembali di acara stasiun televisi Indonesia.
Beberapa kota besar di Indonesia pun sudah menggelar acara Stand Up Comedy di kafe-kafe mereka. Cepat atau lambat, kebangkitan Stand Up Comedy di Indonesia ini akan merebak luas. Euforia ini akan semakin membesar, mengingat minat para anak muda yang penasaran dan mau berpartisipasi ke dalam bidang seni yang satu ini. Semoga dunia lawak di Indonesia akan semakin berwarna. Semoga “komedi berdiri” ini akan selalu mendapatkan tempat dalam hati para penikmat tawa di Indonesia. Laughing till dying! Hahaha.
http://jadiberita.com/blog/2011/10/06/stand-up-comedy-canda-tawa-berdiri-sampai-mati-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar