Banyak orang menganggap penyakit tifus adalah penyakit yang
biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter
agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?
Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan
infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan
minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui
mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini
memperbanyak diri di dalam usus.
biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter
agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?
Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan
infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan
minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui
mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini
memperbanyak diri di dalam usus.
Pada minggu pertama, kuman dari tifus hanya bisa dilihat dari feses.
Lalu pada minggu kedua baru bisa diketahui lewat darah karena
infeksi yang ada di usus sudah masuk ke dalam pembuluh darah.
Dan pada minggu ketiga diagnosis bisa terlihat positif di urin.
"Biasanya pada minggu pertama tidak ditemukan hasil positif pada
darah, itu yang sering orang sebut dengan gejala tifus. Padahal
sebenarnya ia sudah terkena tifus tapi karena kumannya belum
masuk ke pembuluh darah maka hasil tes darahnya negatif,"
ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD.
Menurut dr Dante, banyak orang mengartikan sakit tifus awalnya
sebagai gejala tifus padahal itu tidak tepat. Orang yang baru
gejala tifus sebenarnya sudah terkena penyakit tifus hanya
stadiumnya saja yang berbeda. Menurutnya yang benar adalah
bukan penyakit gejala tifus tapi tetap penyakit tifus hanya
stadiumnya saja yang berbeda.
Umumnya dalam mendiagnosis penyakit tifus dilakukan
pemeriksaan tes darah untuk melihat apakah ada antibodi
yang dihasilkan oleh tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang
menyebabkan penyakit tifus. Jika kuman tersebut sudah
masuk ke dalam pembuluh darah, maka hasil tes darahnya
akan positif.
Selain itu yang menjadi ciri paling khas dari tifus adalah melihat
jumlah leukositnya (sel darah putih). Umumnya jika suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan jumlah
leukositnya meningkat, tapi tidak begitu pada penyakit tifus.
"Jika infeksinya diakibatkan oleh bakteri Salmonella, maka
jumlah leukositnya akan menurun. Sedangkan untuk jumlah
trombosit tidak bisa dijadikan patokan," ungkap dokter yang
berpraktek di RSCM dan mengajar di FKUI ini.
Gejala yang biasa muncul dari penyakit tifus adalah badan panas
atau demam selama beberapa hari terutama siang dan malam,
rasa sakit di perut bagian kiri, lidah bagian tengah berwarna putih
tapi pinggirnya merah serta terjadi perubahan pola buang air
besar (BAB).
dr Dante menuturkan jika seseorang sudah didiganosis positif
terkena tifus, maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi
antibiotik yang tepat serta banyak istirahat di tempat tidur dan
mengonsumsi air putih.
Kenapa perlu istirahat yang cukup di tempat tidur?
Penyembuhan penyakit tifus ini adalah untuk menghilangkan bakteri
yang masuk di tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan
tidak banyak bergerak agar panas badan cepat turun.
Jika banyak bergerak bisa membuat suhu badan naik dan kuman
akan terus berkembang biak masuk ke dalam darah. Banyak
bergerak juga tidak baik karena orang dengan tifus sedang mengalami
masalah ususnya yang sedang ringkih yang bisa makin sakit jika
banyak gerak.
"Orang dengan sakit tifus boleh makan seperti biasa dan tidak
harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan
terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat," ujar dr Dante.
dr Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna
oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena tifus maka ususnya
sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi
makanan yang sulit dicerna.
Sumber:
health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar