Minggu, 03 Juli 2011

Alasan Mengapa Orang Tifus Tidak Boleh Banyak Bergerak


Banyak orang menganggap penyakit tifus adalah penyakit yang
biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter
agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?

Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan
 infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan
minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui
 mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini
memperbanyak diri di dalam usus.
http://healthmediconline.com/wp-content/uploads/2011/05/typhus.jpg

Pada minggu pertama, kuman dari tifus hanya bisa dilihat dari feses.
 Lalu pada minggu kedua baru bisa diketahui lewat darah karena
 infeksi yang ada di usus sudah masuk ke dalam pembuluh darah.
 Dan pada minggu ketiga diagnosis bisa terlihat positif di urin.

"Biasanya pada minggu pertama tidak ditemukan hasil positif pada
 darah, itu yang sering orang sebut dengan gejala tifus. Padahal 
sebenarnya ia sudah terkena tifus tapi karena kumannya belum 
masuk ke pembuluh darah maka hasil tes darahnya negatif," 
ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD. 

Menurut dr Dante, banyak orang mengartikan sakit tifus awalnya 
sebagai gejala tifus padahal itu tidak tepat. Orang yang baru 
gejala tifus sebenarnya sudah terkena penyakit tifus hanya 
stadiumnya saja yang berbeda. Menurutnya yang benar adalah 
bukan penyakit gejala tifus tapi tetap penyakit tifus hanya 
stadiumnya saja yang berbeda.
http://3.bp.blogspot.com/_doS27M9IDJs/Sf3H27vgR8I/AAAAAAAAAMo/RJ-3Fzkf90E/s400/salmonella.jpg

Umumnya dalam mendiagnosis penyakit tifus dilakukan 
pemeriksaan tes darah untuk melihat apakah ada antibodi
yang dihasilkan oleh tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang
 menyebabkan penyakit tifus. Jika kuman tersebut sudah
masuk ke dalam pembuluh darah, maka hasil tes darahnya
 akan positif.

Selain itu yang menjadi ciri paling khas dari tifus adalah melihat
 jumlah leukositnya (sel darah putih). Umumnya jika suatu penyakit
 infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan jumlah
 leukositnya meningkat, tapi tidak begitu pada penyakit tifus. 

"Jika infeksinya diakibatkan oleh bakteri Salmonella, maka 
jumlah leukositnya akan menurun. Sedangkan untuk jumlah 
trombosit tidak bisa dijadikan patokan," ungkap dokter yang
 berpraktek di RSCM dan mengajar di FKUI ini. 


Gejala yang biasa muncul dari penyakit tifus adalah badan panas
 atau demam selama beberapa hari terutama siang dan malam, 
rasa sakit di perut bagian kiri, lidah bagian tengah berwarna putih
 tapi pinggirnya merah serta terjadi perubahan pola buang air 
besar (BAB). 

dr Dante menuturkan jika seseorang sudah didiganosis positif
 terkena tifus, maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi
 antibiotik yang tepat serta banyak istirahat di tempat tidur dan 
mengonsumsi air putih. 

Kenapa perlu istirahat yang cukup di tempat tidur? 
Penyembuhan penyakit tifus ini adalah untuk menghilangkan bakteri
 yang masuk di tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan
 tidak banyak bergerak agar panas badan cepat turun.

Jika banyak bergerak bisa membuat suhu badan naik dan kuman 
akan terus berkembang biak masuk ke dalam darah. Banyak 
bergerak juga tidak baik karena orang dengan tifus sedang mengalami 
masalah ususnya yang sedang ringkih yang bisa makin sakit jika
 banyak gerak. 

"Orang dengan sakit tifus boleh makan seperti biasa dan tidak 
harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan 
terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat," ujar dr Dante. 

dr Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna
 oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena tifus maka ususnya
 sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi 
makanan yang sulit dicerna.

Sumber: 
health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar