Selasa, 13 Desember 2011

Sejarah Jharan Kencak






Jharan Kencak adalah kesenian tradisional khas Lumajang. Konon kesenian ini lahir pada masa kerajaan Wirabhumi di bawah kepemimpinan Arya Wiraraja yang wilayahnya meliputi Tapal Kuda dan Madura dengan pusat kerajaannya yang berada di Lumajang tepatnya di Desa Biting saat ini. 

Diyakini, orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Berkat kesaktiannya Klabisajeh bisa membuat kuda liar tunduk dan pandai menari sehingga jadilah Jharan Kencak; Jharan artinya Kuda, Kencak artinya Menari. "Jadi Jharan kencak pantas sebagao kesenian khas Lumajang," ujar A'ak Abdullah Al Kudus.

Pada jamannya, kesenian ini adalah bentuk-bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari sebuah wilayah yang makmur sejahtera; gemah ripah loh jinawi. Ada juga yang menyebutkan bahwa kesenian ini sebagai bentuk penghormatan kepada kuda kesayangan Ranggalawe putra dari Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara yang terkenal sebagai kuda paling tangguh dan pintar pada jaman itu.



Sebagaimana diketahui bersama bahwa baik Arya Wiraraja maupun Ranggalawe merupakan raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. AKhirnya saat Lamajang diserah musuh, kerajaan di Bima mengirimkan bantuan balatentaranya pasukan berkuda yang dijelaskan dalam kronik cina. "Dalam catatan cina, Lamajang Wirabhumi adalah yang makmur dan sejahtera, maju dalam bisang sosial, ekonomi dan pembangunan," ujar Rida Fitrai, novelis Sejarah Lumajang. (kln)




sumber: http://www.kabarlumajang.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar