Selasa, 02 Agustus 2011

Sejarah Oplet di Jakarta


Oplet, pernah berfungsi sebagai kendaraan umum nyaman di Jakarta. 
Kini digantikan oleh mikrolet. Pada 1960-an dan 1970-an oplet menjadi
kendaraan umum   paling populer di Jakarta. Bis sedang dan besar masih
 jarang. Ketika itu trayek yang paling banyak dilalui oplet adalah
 Jatinegara – Kota. Rutenya adalah Stasiun Jatinegara lewat Matraman
Raya, Salemba Raya, Senen, Pasar Baru terus memutar di Harmoni.
Setelah berdiri terminal Kampung Melayu, keberadaan oplet lebih 
mendapat tempat. Trayek-trayek lain juga ada di beberapa wilayah,
misalnya Kampung Melayu – Tanah Abang, Kota – Tanjung Priok,
dan Tanah Abang – Kebayoran Lama.
Nama oplet kembali terangkat ketika pada 1990-an RCTI menayangkan 
sinetron ‘Si Doel Anak Sekolahan`. Oplet adalah kendaraan umum yang
 memiliki satu pintu di bagian belakang. Pintu itu menjadi tempat masuk 
dan keluar penumpang. Di bagiandepan juga ada pintu, yakni di bagian
kanan dan kiri. Satu penumpang boleh duduk di samping sopir. 
Umumnya oplet memuat sekitar 10 orang. Uniknya, hampir seluruh badan
oplet terbuat dari kayu. Begitu pun jendela. Untuk menutup dan membuka
 jendela, penumpang tinggal mengangkat atau menurunkannya. Jendela
tidak terbuat dari kaca atau plastik, tetapi dari kayu dan semacam kulit 
sehingga tidak transparan. Tangki bensin ada di bagian dalam, 
persis di antara kaki-kaki penumpang.


Oplet memiliki lampu sen—lampu tanda penunjuk belok—yang sangat 
unik, berada di luar sisi kanan dan kiri. Kalau akan berbelok ke kanan,
maka tongkat  kecil berwarna kuning jreng akan naik seperti portal. 
Begitu juga yang sebelah kiri. Klakson oplet juga unik karena terdapat
 di bagian luar. Memakainya harus  dipencet-pencet karena terbuat dari
 karet. Bunyinyateot..teot. 
Banyak tafsiran mengenai nama oplet. Ada yang mengatakan berasal dari
nama Chevrolet atau Opel. Bahkan dari kata auto let. Kebanyakan oplet 
bermerk Morris dan Austin. Di kalangan masyarakat awam,
oplet disebut juga ostin (dari merk Austin).
Mikrolet Pengganti Oplet


Dibandingkan kendaraan umum zaman 1990-an hingga sekarang, 
oplet bersih dan nyaman ditumpangi. Meski usianya sudah tua tapi
mesinnya tetap terawat dengan baik, juga polusi asap knalpotnya sedikit.
 Bahkan sopir oplet memiliki etika lalu-lintas yang baik, tidak
kebut-kebutan ataupun berhenti di sembarangan
 tempat. Sayang, kemudian terjadi pergantian oplet menjadi mikrolet. 
Upacaranya terkesan mengharukan di pelataran Monas pada 
September 1980. Mikrolet memang lebih baik dan modern. Namun
kualitas sopirnya sungguh memprihatinkan, terutama dalam hal etika 
berlalu lintas. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya kecelakaan
 lalu-lintas karena sopir yang ugal-ugalan demi mengejar setoran, 
terlebih dengan adanya sopir tembak. Belum lagi mereka suka berhenti di
 sembarang tempat atau ngetem mencari penumpang, sehingga membuat 
kemacetan.


Cek TKPnya : http://menujuhijau.blogspot.com/2011/07/sejarah-oplet-di-jakarta.html#ixzz1QuGzRiAY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar